Evaluasi Kuantitatif dan Efisiensi Biaya Material Campuran Lokal Sebagai Alternatif Microcement pada Aplikasi Finishing Dinding

Abstract

Penggunaan microcement sebagai finishing dinding semakin populer karena kualitas dan kekuatannya yang tinggi, namun biaya penerapannya masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pemanfaatan campuran lokal sebagai alternatif yang lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas hasil finishing dinding. Campuran lokal dirancang dengan formula sederhana yang memudahkan proses aplikasi dan mengurangi kebutuhan perlakuan khusus sehingga lebih efisien biaya dan waktu pengerjaan, sangat relevan untuk proyek dengan area luas seperti Nomada Villas Sawe Baturiti Kuta Lombok Tengah. Penelitian ini membandingkan biaya bahan baku, tenaga kerja, peralatan, dan total biaya aplikasi per meter persegi antara microcement standar dan variasi campuran lokal (Campuran Lokal A dan D). Pengumpulan data dilakukan melalui inventarisasi harga bahan dan biaya tenaga kerja di lapangan serta analisis komposisi bahan baku campuran lokal yang terdiri dari semen putih, kalsium, dan aditif. Evaluasi dilakukan berdasarkan efisiensi biaya dan potensi penghematan tanpa mengorbankan mutu hasil akhir finishing dinding. Variasi komposisi microcement dan material lokal berpengaruh terhadap kekuatan tekan finishing dinding, meningkat dari 12 MPa hingga 21 MPa dengan peningkatan kadar semen putih. Penambahan silika fume (10%) dan fly ash (5%) meningkatkan kekuatan hingga 30-60 MPa serta ketahanan siklus basah-kering. Dari segi biaya, campuran lokal lebih ekonomis dengan biaya bahan baku Rp 45.000–50.000 per m² dan total biaya penerapan Rp 89.000–100.000 per m², memberikan penghematan 20-40% dibanding microcement yang biayanya bisa mencapai Rp 210.000 per m², meskipun dengan kekuatan yang sedikit lebih rendah namun cukup aman untuk aplikasi finishing dinding non-struktural.